Eva fauziah

Muqoddimah

Teropong kalbu; meneropong raga dan jiwa, nun di kedalaman raga kalbu memimpin jiwa. Meneropong kalbu memberi secercah cahaya.

Eva Fauziah

Oase Peradaban

Seorang ibu adalah oase bagi kerontangnya peradaban. Ia bukan sekadar fatamorgana. Ibu, di telapak kakimu kunci surga di hamparkan. Jangan sekali-kali kau tendang jauh karena kunci itu akan hilang selamanya.

taro link gambar di sene
Selamat datang di blog saya, hubungi saya melalui e-mail jika ingin mendapatkan info. Terima kasih, maaf saya hanya ingin berbagi dengan tetap memegang etika penulisan

Senin, 27 Februari 2012

Contoh Analisis Semantik


MAKNA DI BALIK KALIMAT
Analisis Semantik atas Kebenaran Makna dalam Kalimat


A.        Pendahuluan
Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan segala aspek kemaknaan yang hendak disampaikan penuturnya baik dalam bentuk struktur sintaksis dan morfologis maupun srtuktur bunyi (Parera, 2004:3). Makna apakah yang hendak disampaikan oleh penutur dan bagaimana pula seseorang dikatakan memahami sebuah tuturan? Persoalan kebenaran makna dalam sebuah kalimat atau tuturan adalah mempersoalkan apakah kalimat atau tuturan itu benar atau tidak benar. Kebenaran menurut Tarski (Wahyudi,2004:260) adalah kebenaran untuk menjelaskan makna dalam hubungan antara kata dan objek yang dapat dirujuk.

Senin, 20 Februari 2012

Contoh RPP Bahasa Indonesia


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN

Mata Pelajaran   :   BAHASA INDONESIA
SMP / MTS       :   SMP MUHAMMADIYAH 2 CIREBON
Kelas / Semester:   IX /  2
Tahun Pelajaran  :   2011/2012
Alokasi Waktu   :   4 x 40 menit

Senin, 13 Februari 2012

Tentang Penulisan Karya Ilmiah


KRITERIA PENILAIAN KARYA ILMIAH
Originalitas
  1. Apakah research question dan kesimpulan adalah baru dan spesifik?
  2. Apakah metode yang digunakan merupakan pengembangan metode dari metode yang tersedia dalam literatur?
  3. Apakah metode yang digunakan merupakan metode yang benar-benar baru pada masalah baru?
  4. Apakah terdapat ide, kalimat atau paragraf yang bukan bersumber dari penulis tetapi tidak disebutkan sumbernya dengan cara yang benar?

Rabu, 08 Februari 2012

Sebuah Renungan

Rabu, 8 Februari 2012

Pukul 13.00, sekolah sudah usai ditandai lonceng tanda jam terakhir yang baru saja berbunyai. Anak-anak kelas 7 dan kelas 8 bergegas-gegas saling mendahului untuk mencapai pintu gerbang kecuali yang akan mengikuti ekskul degung segera menuju ruang latihan di samping perpustakaan. Anak-anak kelas 9 belum pulang karena hari ini mereka ada program pemantapan Ujian Nasional untuk mata pelajaran Bahasa Inggris dan IPA.

Aku baru saja menuruni tangga menuju ruang guru ketika seorang wali kelas mencegatku karena ada seorang ibu (orang tua murid)  yang ingin berbincang denganku. Seorang ibu yang anggun dan cantik dengan kerudung hijau senada dengan bajunya, serasi dan menyenangkan untuk dipandang, datang menghampiriku dan kupersilahkan dia duduk di ruang tamu. Ia mengutarakan maksudnya dan aku terperangah menahan sesak yang tiba-tiba membuncah dalam dada.

Dengan suara perlahan ibu cantik itu memintaku mengubah nilai raport anaknya dengan alasan anaknya akan didaftarkan masuk ke sebuah sekolah dengan predikat RSBI. 
"Tolonglah, Bu. Demi anak saya. Dia tidak mau sekolah di swasta." Ujarnya dengan hati-hati.
"Maksud, Ibu. Bagaimana?" Ujarku yang tiba-tiba terasa panas dingin.
"Nilai ini dan ini diubah saja, Bu. Kata guru yang di sana." Ibu cantik membuka raport anaknya dan menunjuk kolom-kolom penuh angka.
"Nilai ini sudah paten, Bu. Bagaimana mungkin diubah. Raport itu tidak boleh dipenuhi coretan apalagi tip ex." Kujelaskan sambil susah payah mengatur suara agar tidak terdengar emosi.
"Mudah saja kok, Bu. Nilai 70 kan bisa diubah jadi 76 kemudian di sini ditambah kata "enam" jadi tidak ada yang dicoret atau di tip ex." Ujarnya enteng.
Mukaku terasa memanas sampai ubun-ubun, tetapi aku masih berusaha menahan diri untuk tidak menumpahkan kemarahan, "Tidak bisa, Bu. Ibu tahu kan nilai itu sesuai dengan kemampuan anak Ibu?"
"Ya, Bu. Bukan saya tidak tahu kemampuan anak saya, tetapi saya ada kenal guru yang ngajar di sana dan dia mau membantu memasukkan anak saya ke sekolah itu." Ujarnya meyakinkan.
"Kalau begitu, Ibu minta tolong saja pada guru itu kenapa harus repot ngubah nilai?" Kataku mulai emosi.
"Justru itu, Bu. Saya disuruh guru itu untuk datang ke sini supaya bisa ngubah nilai raport jadi syarat daftar ke sekolah itu terpenuhi dan nanti kalau anak saya ikut tes akan dibantu oleh guru itu. Kalau ada murid ibu yang bisa masuk ke sekolah faforit ibu juga bangga nantinya" Si ibu cantik masih berusaha membujukku.
Pertahanku runtuh sudah, dengan tegas kutolak permintaan itu, "Maaf, Bu. Tidak bisa. Masih banyak sekolah yang baik mengapa harus memaksakan ke RSBI? Lagi pula saya tidak bangga kalau siswa saya masuk ke sekolah itu dengan cara curang begitu, justru saya malu!"
"Jadi? Tidak bisa, Bu?" Ujar ibu itu kecewa.
Aku menggeleng dan kupersilakan ibu cantik berkerudung hijau meninggalkan ruang tamu yang terasa semakin pengap dan menyesakkan dada.

Aku termenung memandangi mendung di luar jendela, gerimis sudah mulai turun. Aku bersandar di kursi, terasa lemas dengan tubuh masih gemetaran. Tiba-tiba aku tersadar, dua orang guru tengah memandangiku dengan rona khawatir. Aku bangkit dan mencoba tersenyum.
"Bapak dan Ibu ada jam pemantapan hari ini, ya?"
"Ya, Bu. Ada apa?"
"Tidak apa-apa. Dua menit lagi lho! Anak-anak sudah menunggu!"
"Ya, Bu. Permisi." Mereka berdua mengangguk tersenyum ragu dan berlalu ke dalam kelas, kubalas senyuman serta anggukan mereka dan dengan langkah gontai aku kembali ke ruanganku.

Hujan menderas menggigilkan hati dan jiwaku. Daun-daun mangga di luar jendela kuyup dalam cuaca kelabu. Aku melihat tirai jendela bermain-main dengan angin, samar-samar terngiang di telingaku sebuah dalil bahwa harta dan anak adalah fitnah (cobaan) bagi kedua orang tuanya (QS. Al-Anfal:28, At-Taghabun:15). Padahal anak-anak dan kaum kerabat tidak ada manfaatnya pada hari kiamat, kita dan mereka akan terpisah, yang menyatukan hanyalah iman dan kebenaran. Lalu, apakah kita sudah mengajarkan kebenaran dan mengupayakannya bagi anak-anak kita? Ya, Allah berilah hamba kekuatan hati dan jiwa untuk mengantarkan anak-anakku, murid-muridku di atas jalan-Mu senantiasa, amin ya Robbal 'alamin.

                                                                                                  Suatu ketika di menit hidupku

 

Minggu, 05 Februari 2012

Contoh penelitian sosiolinguistik


Tinjauan Sosiolinguistik atas Ragam Bahasa Masyarakat Desa Sidawangi


 PENDAHULUAN 
Latar Belakang
Desa Sidawangi secara georgafis terletak di kecamatan Sumber kabupaten Cirebon. Desa Sidawangi berbatasan dengan beberapa desa, yaitu:
·      Di sebelah Selatan berbatasan dengan desa Nanggela. Desa ini termasuk wilayah kabupaten Kuningan, dengan bahasa daerahnya adalah Sunda.
·      Di sebelah Utara berbatasan dengan desa Babakan (termasuk kecamatan Sumber, kabupaten Cirebon). Masyarakat desa ini menggunakan bahasa Jawa dalam komunikasi sehari-hari.
·      Di sebelah Barat berbatasan dengan desa Matangaji (termasuk kecamatan Sumber, kabupaten Cirebon) dengan bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Sunda.
·      Di sebelah Timur berbatasan dengan desa Kubang (termasuk kecamatan Sumber, kabupaten Cirebon). Masyarakat desa Kubang menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa pergaulan sehari-hari.

Rabu, 01 Februari 2012

Pengertian Sosiolinguistik


Pengkajian-pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan disebut sosiolinguistik dengan fokus penelitian pada variasi ujaran dan mengkajinya dalam suatu konteks sosial serta korelasi antara faktor- faktor sosial itu dengan variasi bahasa (Nababan, 1984). Dengan demikian bidang garapan sosiolinguistik adalah pembahasan hubungan bahasa dengan masyarakat, atau yang berkenaan dengan berbagai fungsi bahasa di masyarakat (Wardhaugh,1992:1). Lebih rinci Fishman (Chaer,2004:3) mengemukakan bahwa kajian sosiolinguistik adalah